Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2023

Dialog

Hanya ada dua orang disebuah ruangan berlentera Satu orang dewasa dan satu orang anak kecil Keduanya duduk berhadapan dan sama-sama diam, Sebelum akhirnya yang lebih tua membuka suara. "Aku ingin kembali ke masa mu." Ujarnya dengan suara putus asa. Seolah dunianya sekarang amat tersiksa, seolah tak ada jeda untuk sang raga. Yang lebih muda tertawa, "bukannya dulu kamu ingin cepat dewasa? Mengapa sekarang ingin kembali ke masa-ku? Masa yang tidak mungkin terulang kembali." Lawan bicaranya menunduk. Membiarkan setetes.. Dua tetes... Tiga tetes... ... air matanya berjatuhan, "Bukan kehidupan seperti ini yang ku mau." "Lalu..  seperti apa? Jika yang kamu bayangkan adalah hidup bebas dengan menjadi dewasa, hidup tanpa tuntutan dan goresan luka dari kenyataan, itu tidak ada. Karna pada dasarnya manusia di ciptakan untuk berusaha, untuk menjadi kuat hingga maju ke tahap berikutnya. Jika kamu kalah maka siap-siap terseleksi oleh alam." Orang dewasa itu m

Sampah manusia

Ini hanyalah sebuah kiasan tanpa makna Sederet aksara yang sengaja ditorehkan lewat goresan pena Di siang hari dengan teriknya sang mentari Hari ini masih sama seperti biasanya, Ibukota yang dipenuhi polusi udara Juga kebisingan dari knalpot yang tak berhenti bersuara Berisik. Disamping itu, para manusia berjalan pontang panting mengasongkan tangan Berserak memenuhi kota Seakan alur hidupnya tak bisa diubah, Seolah hanya mereka yang berada di titik terendah dan akhirnya memilih menyerah Berharap ada yang mengasihani Berharap ada keajaiban untuk sesosok manusia yang malang Namun sayang, itu hanya angan dari seorang pecundang Kenapa?  Kenapa memilih pasrah  Alih alih mencoba untuk berusaha. Toh gagal sekali dua kali bukan patokan untuk berhenti berjuang Jangan... Jangan jadi sampah di antara tumpukan sampah Jangan jadi tunas yang buruk, Jangan menambah polusi untuk bumi yang sudah mengerut Apapun, percayakan satu hal Kamu bisa jika mau berusaha.

Mungkin... sebentar lagi

Angin berhembus dengan tenang Menerbangkan helai rambut panjangnya yang sengaja di gerai Kaki jenjangnya menyentuh hamparan pasir di tepian pantai Dia sendirian, Hanya ditemani langit malam yang gelap tanpa rembulan Ombak berkejaran Seakan berlomba-lomba menghampirinya Sebentar lagi... Sebentar lagi ia akan sampai Dia terus berjalan Mendekati pantai dengan pikiran yang berkelana entah kemana Sebentar lagi... Sebentar lagi akan selesai Pantai itu tenang. Baginya pantai adalah teman cerita Teman yang tak akan pergi Walau tau ia tak sempurna Walaupun ia banyak kurangnya Walaupun ia tak pantas di sebut manusia Sebentar lagi... Sebentar lagi ia akan bebas.

Sekedar kata di pukul tiga

Jika itu tentang lelah, mungkin saya sudah bosan ( karna hampir menyerah) Hidup baru yang ternyata jauh dari ekspektasi Jauh dari kata tenang, Karna yaa... setiap malam selalu ada yang ditangisi Selalu ada yg memenuhi pikiran Lalu melebur menjadi air mata yang menyakitkan Saya ingin menyerah, Tapi nanti siapa yang akan berjuang? Siapa yang akan berdiri digarda terdepan untuk menjadi benteng perlindungan Semesta tau kamu lelah Semesta tau kamu butuh sandaran Tapi ia membiarkanmu berjalan sendirian. Sengaja, agar jika tiba tiba badai datang ragamu sudah kuat Jiwamu sudah terbiasa Semangat yaa Jangan menunggu ada yg merangkulmu Jangan mencari sesuatu yg tak pasti Di dunia penuh kefanaan ini